Maf’ul muthlaq adalah mashdar manshub yang disebutkan setelah fi’il dari
lafaznya. Contohnya seperti firman Allah berikut:
وكلّم اللهُ مُوسى تكليماً.
Kata “تكليماً “ pada contoh di atas adalah bentuk mashdar yang
manshub, yang disebutkan setelah lafaz fi’ilnya, yaitu “كلّم “. Adapun tujuan membuat maf’ul
muthlaq dalam sebuah kalimat adalah:
1. Sebagai
ta’kid (penguat) seperti contoh firman Allah di atas.
2. Menjelaskan
‘adad (jumlah).
Contoh: وقفتُ وقفتينِ.
3.
Menjelaskan nau’ (jenis/bentuk)
Contoh:
سرتُ سيرَ
العُقلاءِ . artinya saya berjalan seperti jalannya
pemikir,
4. Sebagai
badal (pengganti) lafaz fi’ilnya.
Contoh:
صَبراً على الشدائد .
Na’if (pengganti) Maf’ul Muthlaq
Selain maf’ul muthlaq, ada
istilah lain yaitu na’if maf’ul muthlaq, yaitu isim yang disebutkan setelah fi’il yang
tidak berasal dari lafaznya. Namun berfungsi sama dengan maf’ul muthlaq.
Lihat contoh-contoh berikut ini:
Contoh
|
Arti
|
Tujuan
|
تَتَطَوَّرُ
الْحَيَاةُ سَرِيْعًا
|
Kehidupan itu berkembang sangat
cepat
|
Sebagai Ta’kid
|
أُذِيْعَ
الْخَبْرُ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ
|
Saya menyiarkan berita empat kali
|
Menjelaskan ‘adad
|
رجع الجيشُ
اْلقَهْقَرَى
|
Tentara itu kembali mundur
|
Menjelaskan Nau’
|
ضربتُ
اللصَّ عصاً
|
Saya memukul pencuri itu dengan
alat
|
Menjelaskan alat.
|
- Mei 27, 2017
- 0 Comments